Selasa, 28 April 2009

Minyak Atsiri


Minyak atsiri yang biasa dikenal dengan minyak eteris atau essential oil merupakan kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Untuk kelarutan minyak atsiri tidak larut dalam air dan mudah larut dalam pelarut organik. Minyak atsiri ini banyak dimanfaatkan untuk industri farmasi dan kosmetik misalnya saja seperti industri parfum, shampo, sabun, balsam dan obat-obatan.
Minyak atsiri terkandung pada hampir diseluruh bagian tanaman seperti daun, ranting, bunga, buah, kulit kayu, kayu dan akar tetapi dengan kadar yang berbeda-beda. Sampai sekarang tanaman penghasil minyak atsiri mencapai 200 spesies yang termasuk dalam famili Pinaceae (pinus), Labiatae (bayam-bayaman), Compositae, Lauraceae, Myrtaceae dan Umbelliferaceae. Di Indonesia sendiri terdapat 40 spesies tanaman yang dapat menghasilkan minyak atsiri dan ini merupakan jumlah yang tertinggi di dunia. Akan tetapi baru sekitar 12 spsies yang telah beredar seperti nilam, serai wangi, akar wangi, kenanga/ylang-ylang, jahe, pala/fuli dan lain-lain.
Minyak atsiri dalam tumbuhan termasuk golongan hidrokarbon asiklik dan isosiklik serta turunan hidrokarbon yang mengikat oksigen. Minyak atsiri mengandung bermacam-macam komponen yang berbeda satu sama lainnya, tetapi secara umum dapat digolongkan dalam empat senyawa dominan, yaitu terpene, senyawa hidrokarbon berantai lurus, senyawa turunan benzen, dan senyawa lain yang spesifik untuk masing-masing tanaman (Guenther, 1948).